Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Data capaian literasi Kabupaten Kudus
Kudus, Kemendikbudristek – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggulirkan Kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam paparan peluncuran menekankan pentingnya program literasi yang menyenangkan bagi anak-anak.
Program yang dimulai sejak 2022 ini diimplementasikan secara kreatif di berbagai daerah. Salah satunya di SMPN 5 Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini memiliki pojok baca di tiap kelasnya dengan ragam koleksi buku seperti novel, cerpen, dongeng, dan lain-lain. Guna meningkatkan minat literasi siswa, masing-masing kelas membuat Pohon Literasi.
Setiap siswa secara leluasa dapat meminjam koleksi tersebut untuk dibaca di luar jam pelajaran. Setelah selesai membaca, siswa membuat rangkuman isinya untuk dituliskan ke dalam Jurnal Literasi. Lalu, sebagai tanda telah menyelesaikan satu buku, siswa diminta membuat replika Buah Literasi untuk ditempel pada Pohon Literasi.
“Semakin banyak buahnya, semakin bagus. Nanti sekolah akan memberikan penghargaan,” ujar siswi yang menyenangi buku dongeng ketika diwawancarai dalam acara Lokakarya Festival Literasi di Pendopo Kantor Bupati Kudus, Sabtu, (14/9).
Siswa lainnya, Adelard Danish Alvaro Ansor dari sekolah yang sama menyampaikan manfaat dari membaca buku. Ia yang menyenangi komik dan novel ini meyakini bahwa membaca buku bisa menjadi cara untuk menghabiskan waktu secara bermanfaat. Selain itu, buku adalah ‘gudang’ wawasan dan ilmu pengetahuan yang bisa memberi bekal wawasan bagi para pembacanya. “Dengan membaca buku, bisa mengurangi dampak negatif dari penggunaan HP,” ungkapnya.
Menurutnya, generasi muda harus menggunakan teknologi secara bijaksana. “Gunakan gawai sebagai media pembelajaran, membaca novel/komik, berkomunikasi, dan bermain gim dalam waktu yang terbatas,” terangnya lebih lanjut.
Kolaborasi Warga Sekolah Kunci Sukses Penguatan Literasi
Masih dalam kesempatan yang sama. Guru SMPN 5 Kudus, Faristiana, menyampaikan bahwa penguatan literasi di sekolahnya dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, kegiatan pembiasaan Literasi Numerasi tiap hari Sabtu jam pertama sebelum pembelajaran dimulai. Kedua, membuat Pojok Baca Kelas dan Pohon Literasi, melakukan penguatan literasi digital.
Faristiana menjabarkan, sekolah dan guru membuat program penguatan literasi dan numerasi dengan menggerakkan berbagai kegiatan literasi, membentuk duta literasi setiap kelas, mengevaluasi setiap kegiatan literasi yang telah dilakukan di kelas masing-masing.
“Saya meyakini dengan literasi, generasi muda dapat menguasai pengetahuan secara luas, cakap dan terampil. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa terbiasa menganalisis berbagai kasus yang ia dapatkan dari hasil membaca,” ungkapnya.
Oleh karena itu, untuk menyukseskan penguatan literasi tersebut, guru, siswa dan orang tua berkolaborasi. “Siswa menyiapkan pojok baca, Pohon Literasi, donasi buku, dan menggerakkan teman-temannya untuk berliterasi. Sedangkan orang tua mendukung kegiatan literasi dengan menyediakan buku-buku bacaan untuk dibawa dan ditaruh pada pojok baca kelas,” tuturnya.”**