
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Tual, Kemendikbudristek
— Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan komunitas Kami Pengajar menyelenggarakan Lokakarya Pekan Serial Pembelajaran Inovatif Kurikulum Merdeka di Wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) pada 11 s.d. 13 Oktober 2023. Lokakarya ini dilaksanakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Kars Futsal Arena, Kota Tual, Maluku. Acara diselenggarakan dalam rangka meningkatkan dan mempercepat transformasi pendidikan, sosialisasi kebijakan, peningkatan kompetensi, serta mendukung pengembangan guru-guru di Maluku khususnya wilayah 3T.Antusiasme peserta yang hadir dalam acara ini sungguh besar. Rencananya, kegiatan ini dihadiri oleh 1.000 orang peserta yang terdirit atas 600 guru dari Kota Tual, 100 guru dari Kepulauan Aru, dan 300 guru di sekitar Kepulauan Maluku termasuk komunitas penggerak di sekolah. Namun kenyataannya, jumlah peserta membludak menjadi 2.432 orang.
Acara secara resmi dibuka oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Bidang Komunikasi dan Media, Muhammad Heikal, yang hadir mewakili Mendikbudristek Nadiem Makarim. Turut hadir, Koordinator Sub Regional Kami Pengajar Maluku, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Tual, serta Kepala Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Tual. Selain itu, hadir pula Koordinator Nasional Komunitas Kami Pengajar, Koordinator Kami Pengajar Regional Maluku, Komunitas Gerakan Kei Cerdas, Komunitas Guru Penggerak Kota Tual dan Maluku Tenggara, serta para pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Tual.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menyambut antusiasme para guru dengan memberikan motivasi kepada ribuan guru di wilayah 3T Maluku melalui pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM). “Banyak cara yang kita bisa kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas guru-guru di wilayah 3T dengan cara menggunakan PMM,” ujar Nunuk Suryani yang disampaikan secara daring.
Dirjen GTK mengimbau agar guru-guru memanfaatkan teknologi PMM ini untuk meningkatkan kualitas guru “Keberadaan platform merdeka mengajar akan sangat membantu guna meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru” ujar Nunuk lebih lanjut.
Selain itu, Tenaga Ahli Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Komunikasi dan Media, Ainun Chomsun, menyampaikan materi terkait “Guru sebagai Motor Penggerak Merdeka Belajar”. Ia mendorong para guru untuk menggerakkan pendidikan di sekolah dalam implementasi Merdeka Belajar.
Berikutnya, Guru Bahasa Indonesia dari SMP Unggulan Maluku Tenggara, Josephina M. Janwarin yang juga guru penggerak angkatan 4 sekaligus fasilitator daerah untuk Kabupaten di Maluku Tenggara (Kota Tual, Kabupaten Aru, Kabupaten Maluku Tenggara), turut menyampaikan kesan atas kegiatan lokakarya ini.
“Saya sangat senang, karena kami bertemu langsung dengan orang-orang yang mempunyai kapasitas dan memang punya kredibilitas untuk kami bisa menyerap informasi yang selama ini kami agak bingung tentang Kurikulum Merdeka ini,” ujar Josephina di Kota Tual, Maluku, Kamis (12/10).
Lebih lanjut, ia merasakan pengalaman yang berkesan karena dapat bertemu langsung dengan para narasumber untuk mendapatkan penjelasan yang komprehensif mengenai berbagai kebijakan Kemendikbudristek. Salah satunya adalah Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Zulfikri Anas menguraikan esensi Kurikulum Merdeka yang berpusat pada kebutuhan siswa.
Josephina mengaku terkesan dengan penjelasn Plt. Kepala Puskurjar. “Beliau memotivasi kami dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka meskipun daerah kami terbatas dengan berbagai tantangan. Kami didorong untuk menggunakan semua kearifan lokal yang ada, semua potensi sekolah dan siswa untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan baik,” ungkapnya.
Agenda Lokakarya Pekan Serial Pembelajaran Inovatif Kurikulum Merdeka di Wilayah 3T
Acara lokakarya hari pertama diawali dengan kunjungan Staf Khusus Mendikbudristek, Muhammad Heikal ke Pameran Praktek Baik Pembelajaran yang diadakan oleh guru-guru dan siswa-siswa di Lapangan Lodar El. Kemudian, dilanjutkan dengan penyampaian sambutan dan pembukaan acara lokakarya di Gelanggang Olahraga (GOR) Kars Futsal Arena, Kota Tual.
Pada hari kedua, agenda diisi dengan paparan oleh beberapa pemateri. Pemateri sesi pertama, Fivigaty dan Febryanto dari Tim Quizizz, menyampaikan pemanfaatan Quizizz dalam pembelajaran, khususnya untuk asesmen. “Penggunaan Quizizz dapat menciptakan pembelajaran yang menarik di kelas dan mendukung pembelajaran diferensiasi pengajar di Indonesia,” pungkas Febry.
Pemateri sesi kedua berasal dari perwakilan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Agung Setyo Wibowo. Ia menyampaikan materi terkait Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Permendikbudristek ini berfungsi sebagai payung hukum untuk melindungi seluruh satuan pendidikan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Selanjutnya, materi sesi ketiga disampaikan oleh Divisi Kerja Sama Komunitas Kami Pengajar, Muhammad Yusuf Kurniawan, dengan topik “Menepis Miskonsepsi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila”. Ia menuturkan bahwa dalam praktiknya, masih ditemukan pelaksanaan proyek Profil Pelajar Pancasila yang tidak sesuai dengan panduan dan aturan yang berlaku.
“Melalui project penguatan Profil Pelajar Pancasila, kita akan mewujudkan siswa Indonesia yang cerdas dan berkarakter,” ujar Yusuf Kurniawan.
Terakhir, pada sesi keempat diisi oleh materi yang disampaikan oleh Plt. Kepala Puskurjar, Zulfikri Anas, terkait Kurikulum Merdeka. “Bagaimana mungkin para guru dapat memerdekakan murid-muridnya jika mereka sendiri terkungkung dalam administrasi yang memenjarakan dan mengekang,” tegas Zulfikri Anas.
Lebih lanjut, Zulfikri menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka seharusnya dimulai dengan menyentuh hati siswa berangkat dari kondisi dan karakteristik mereka. “Jika hari ini anak belum mengenal huruf, mulailah pembelajaran dengan (menggali) cerita keseharian mereka,” jelasnya.*** (Penulis: Refrina Y., Editor: Denty A.)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 222 kali