Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
“SMK kita dorong mengembangkan konsentrasi keahlian yang dibutuhkan di masyarakat atau di dunia usaha dan industri. Tidak semua konsentrasi keahlian, tetapi konsentrasi keahlian prioritas, sehingga bisa menjadi rujukan pengembangan bagi daerah,” disampaikan Direktur SMK Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wardani Sugiyanto, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) pada Kamis (19/10).
Wardani menuturkan, program SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat Merdeka Belajar yang menitikberatkan pada penguatan kompetensi kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. “Program SMK PK juga termasuk penyelarasan sektor pendidikan dengan dunia usaha dan industri, serta keterserapan tamatan SMK pada dunia kerja, baik itu untuk bekerja, berwirausaha, atau pun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” tutur Wardani.
SMK Pusat Keunggulan juga didorong agar mengimbaskan kemampuannya dalam penyelarasan dan kemitraan dengan dunia usaha dan industri kepada SMK lain. Selain itu juga menjadi pelopor dalam implementasi Kurikulum Merdeka melalui pengunggahan materi pembelajaran pada Platform Merdeka Mengajar. “Program ini berjalan selama 3 tahun. Harapannya setelah itu SMK menjadi semakin mandiri yang ditandai dengan semakin kuat dan berkembangnya teaching factory yang ada di SMK tersebut,” ujar Wardani.
Saat ini terdapat 1.852 SMK PK dengan jumlah siswa sebanyak lebih dari 1,9 juta orang. Diharapkan pada tahun 2023 akan mencapai 2.172 SMK dengan total 2,4 juta siswa. Dengan demikian, diharapkan bisa berdampak semakin besar pada penguatan pendidikan vokasi di berbagai wilayah.
Kepala Bidang SMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, M. Khairul Ihwan, menyatakan bahwa pihaknya sangat senang dan antusias mendukung program SMK Pusat Keunggulan. Hal ini sejalan dengan strategi pihaknya untuk mengombinasikan program pusat dengan program daerah dalam pengembangan pendidikan vokasi. “Tidak kurang dari Rp77,2 miliar selama empat tahun ini kita sudah mendapatkan bantuan dalam rangka untuk akselerasi 42 SMK kita menjadi SMK PK,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi NTB, kata Ihwan, saat ini sedang menata birokrasi dan menyiapkan regulasi agar momentum perubahan yang positif melalui program SMK PK dapat terus berlanjut. Salah satunya dengan penguatan teaching factory SMK menjadi badan layanan umum daerah (BLUD). “SMK kita sudah banyak menghasilkan produk dalam pembelajaran di teaching factory yang omsetnya mencapai miliaran pertahun. Kalau kita tidak bikin regulasinya, maka program-program itu akan sulit dijalankan dengan fleksibel,” ungkapnya.
Ihwan pun menambahkan bahwa rencana dan program dari Kemendikbudristek yang sudah baik perlu dioptimalisasi dan diakselerasi dengan penguatan fondasi, regulasi, dan strategi di wilayah daerah agar dapat menciptakan SDM yang mandiri dan dapat terserap secara maksimal. “Kita secara rutin melakukan pendampingan, monitoring, dan evaluasi kinerja sekolah dan kepala sekolah, serta program SMK Pusat Keunggulan. Selain itu, kita juga senantiasa mengoptimalisasi aksesibilitas terhadap SMK-SMK di wilayah terpencil,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri H. Moenadi Ungaran, Imro’atul Azizah, merasakan langsung dampak positif dari program SMK Pusat Keunggulan. “Melalui program ini, kami merasakan perubahan positif yang signifikan dalam pembelajaran, kurikulum, peningkatan karakter peserta didik melalui Profil Pelajar Pancasila, dan penyelarasan dengan industri. Selain itu, program ini pun dapat membangun imej positif terhadap bidang kami, yakni pertanian,” katanya.
Menurutnya, komitmen sekolah menjadi faktor kunci dalam pelaksanaan program SMK PK. “Kami berkomitmen dalam mencetak SDM unggul, yakni melalui kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengembangan sarana dan prasarana, kolaborasi, serta kejelian dalam melihat peluang kerja sama, sehingga SMK memiliki daya tawar kepada pihak luar atau user,” ungkap Azizah.
Program SMK Pusat Keunggulan pun memberikan manfaat bagi industri yang menjadi mitra SMK. Program yang dijalankan oleh pemerintah dan industri untuk mendukung SMK juga dinilai semakin sejalan dan selaras. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Timmy Theopelus, Direktur Program Pendidikan Axioo Class. “Melalui program SMK Pusat Keunggulan dan Kurikulum Merdeka, dapat terbentuk sinergi antara SMK dan industri dengan pemerintah sebagai penengahnya. Maka dari itu, pihak industri dan SMK bisa menyiapkan SDM yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan,” tutur Timmy.
Pihaknya menyambut positif program SMK PK karena sejalan dengan program yang telah dijalankan. Sejak 2021 hingga 2023 pihaknya terus konsisten dalam mendampingi SMK yang dibina Axioo. Beberapa SMK itu terpilih menjadi SMK Pusat Keunggulan. “Kami punya banyak program di sana, mulai dari guru magang, program guru tamu, kemudian ada program sinkronisasi kurikulum. Kami juga membangun program teaching factory di SMK, dengan membangun miniatur pabrik di sekolah, siswa tidak perlu jauh-jauh datang ke pabrik kami di Jakarta untuk belajar,” katanya.
Ia menambahkan, belakangan ini Axioo juga mengembangkan program inkubator bisnis di SMK yang dibinanya sehingga siswa SMK bisa belajar mengembangkan bisnis dari hulu hingga hilir dengan didampingi mitra industri setempat.
Kemendikbudristek terus mendorong SMK agar mampu membangun keselarasan dan kemitraan strategis dengan dunia usaha dan industri, khususnya industri yang mengelola potensi lokal. SMK Pusat Keunggulan diharapkan mampu mengembangkan pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan dunia usaha dan industri. SMK PK juga diharapkan mampu menjadi pendukung kearifan atau keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya, serta mampu mendukung proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Dalam pernyataan penutupnya Direktur SMK, Wardani, mengungkapkan bahwa proses pembelajaran di SMK Pusat Keunggulan didesain untuk mendorong peserta didik agar mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih spesifik dalam bidang tertentu, sehingga tercipta SDM unggul yang terampil dan siap bekerja. “Jangan ragu untuk belajar di SMK. Kami bersama dengan seluruh SMK di Indonesia siap melayani seluruh peserta didik untuk belajar tentang vokasi, cara bekerja, menciptakan pekerjaan, dan melihat peluang yang ada di dunia nyata,” pungkas Wardani.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#SMKPusatKeunggulan
#VokasiKuatMenguatkanIndonesia
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 547/sipres/A6/X/2023
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 32 kali