Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Kulon Progo, Kemendikbudristek
— Bayu Muhammad Ridlo, pelajar kelas XI SMA Negeri 1 Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Provinsi D.I. Yogyakarta, merupakan salah seorang penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbduristek).Bagi Bayu, program ini sangat berarti untuk pendidikannya. Pasalnya, ia bisa lebih fokus dan tenang dalam belajar tanpa memikirkan biaya kebutuhan sekolah lainnya. “(Dulu) Lebih ke pikiran sih, sekarang jadi lebih tenang belajar, sebelumnya kan gimana dapat uang, gimana bayarnya nanti,” ujar Bayu saat dikunjungi tim dari Kemendikbudristek ke rumahnya, di Samigaluh, Kulon Progo, Minggu (12/11).
Bayu menyampaikan, bantuan beasiswa sebesar Rp1 juta rupiah yang diterima setiap tahunnya, digunakan untuk keperluan sekolah dan bayaran tempat belajarnya mengaji. “Buat beli sepatu, tas, baju, celana, buat jajan juga. Selain itu, karena saya di pondok, terkadang buat bayar bulanan pondok sebesar Rp36 ribu per bulannya,” ujar siswa yang bercita-cita ingin menjadi pengusaha.
Putra pertama dari dua bersaudara ini, tidak pernah bermimpi bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMA. Alasan ekonomi, menjadi penghalang utama bagi Bayu yang sempat urung melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.
“Waktu lulus SMP, saya pernah kepikiran untuk tidak sekolah lagi. Lebih baik saya bekerja bantu Bapak Ibu mencari uang,” tutur Bayu.
Orang tua Bayu, Kuswanto dan Ngaliyah diketahui sebagai keluarga kurang mampu dengan penghasilan rata-rata Rp500 ribu per bulan. Sadar akan kondisi ekonomi keluarganya, Bayu memanfaatkan waktu liburnya untuk bekerja. “Kalau libur, saya metik kelapa, metik cengkih, bantuin Bapak ngalusin kayu kusen. Alhamdulillah, sehari kadang Rp65 ribu atau Rp70 ribu,” papar Bayu.
Di kampungnya, Desa Tulangan Ngadisari Kulon Progo, Bayu dikenal anak yang memiliki semangat belajar cukup tinggi. Selain menjadi siswa SMA Negeri 1 Samigaluh, ia juga tercatat sebagai santri Pondok Pesantren Al Falah yang tak jauh dari sekolahnya.
Pagi belajar di SMA Negeri 1 Samigaluh, pada sore harinya, Bayu kembali ke pondok untuk belajar ilmu agama bersama santri Pondok Pesantren Al Falah. “Saya bercita cita ingin menjadi pengusaha dan guru ngaji,” ujar siswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi bidang ekonomi atau pendidikan agama.
Orang tua Bayu, Kuswanto merasa bersyukur anaknya bisa menerima PIP dan bisa melanjutkan sekolah hingga SMA. Kuswanto berharap, Bayu bisa melanjutkan pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi. “Alhamdulillah, dapat bantuan dari pemerintah. Saya tentu mendorong Bayu untuk tetap semangat sekolah dan ngajinya. Semoga Bayu bisa menerima bantuan seperti ini hingga kuliah,” harap Kuswanto yang sehari-hari bekerja sebagai buruh lepas.
Setiap tahunnya, Bayu menerima bantuan biaya pendidikan dari PIP sebesar Rp1 juta. Bantuan itu diterima Bayu sejak SD meskipun berkala. Kini, Bayu belajarnya lebih semangat dan bisa masuk ranking 10 besar.
Kepala SMA Negeri 1 Samigaluh, Sugeng, menilai Bayu tergolong murid yang cerdas dan mempunyai semangat belajar yang cukup tinggi meskipun mempunyai keterbatasan ekonomi. Menurut Sugeng, Bayu juga rajin di bidang elektronik. “Selain cerdas Bayu itu kreatiif bidang elektronik,” ujarnya.
Program PIP, menurut Sugeng, memiliki dampak yang cukup besar bagi peserta didik di sekolahnya. Para penerima PIP menjadi lebih semangat dan focus dalam belajar karena tidak perlu lagi memikirkan biaya kebutuhan lainnya di sekolah. Sugeng mengaku, sejak awal pihak sekolah secara aktif mendata siswa yang kurang mampu agar menerima program PIP.
“Harapannya, beasiswa ini bisa membantu siswa yang betul-betul membutuhkan agar mereka bertahan dan tidak putus sekolah,” tutur Sugeng.
PIP adalah program yang merangkul berbagai aspek pendidikan, termasuk memberikan bantuan berupa uang tunai, perluasan akses pendidikan, dan kesempatan belajar. Program ini diberikan kepada peserta didik yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk membantu membiayai pendidikan mereka.
PIP dirancang untuk memastikan bahwa anak-anak usia sekolah dari lapisan masyarakat yang kurang beruntung tetap dapat menerima pendidikan hingga tingkat menengah, baik melalui jalur formal maupun informal, termasuk program Pake A sampai Paket C serta pendidikan khusus.
Salah satu tujuan utama PIP adalah mencegah peserta didik putus sekolah. Melalui bantuan finansial kepada keluarga miskin, pemerintah berharap dapat menarik siswa yang telah putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikan mereka. Program ini juga dirancang untuk meringankan beban biaya pendidikan peserta didik, termasuk biaya langsung dan tidak langsung yang sering menjadi kendala bagi keluarga miskin. (Denis S/ Editor: Denty A)
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 87 kali