Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia
Jakarta, Kemendikbudristek — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Pendidikan Vokasi, terus berupaya meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan yang berfokus pada kecakapan kerja dan wirausaha. Beberapa program telah dijalankan untuk membuka kesempatan bagi generasi bangsa yang ingin meningkatkan keterampilan, antara lain program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) dengan tema ““Meningkatkan Kualitas SDM dengan Pendidikan Kecakapan Kerja dan Wirausaha”, Direktur Kursus dan Pelatihan, Nahdiana, menjelaskan bahwa program PKK dan PKW bertujuan memastikan adanya peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik untuk pengembangan potensi diri yang relevan pada kebutuhan industri dan usaha sehingga membuka peluang yang bersinergi dengan potensi yang dimilikinya.
“Harapannya, setelah sesuai dengan kebutuhan industri, mereka juga punya daya saing ketika bicara berada di pasar kerja dan memulai merintis usaha dengan potensi daerah yang ada di daerah mereka masing-masing,” ujar Nahdiana dalam webinar SMB pada Kamis, (29/8).
Selain itu, lanjutnya, program ini juga bermitra dengan industri agar latihan yang dilakukan relevan dengan kebutuhan standar industri dan perlu adanya kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memperluas cakupan dampak dari PKK dan PKW. Nahdiana berharap agar para peserta didik mampu berkembang dari waktu ke waktu dan mampu menyikapi perubahan yang pesat di era teknologi saat ini.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD dan PNF) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak, Dwi Isnaini Saparyati, menjelaskan lebih rinci tentang peran Dinas Pendidikan Kabupaten Demak dalam mendukung program Pendidikan Kecakapan Kerja dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha.
“Peran kami, selaku Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF adalah melakukan pembinaan kepada pengelola, lembaga kursus dan pelatihan. Pembinaan ini meliputi berbagai unsur, yaitu man, money, material,” kata Dwi.
Ia mengatakan, terdapat beberapa tantangan dalam mengimplementasikan program ini, di antaranya ada dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di wilayah Demak yang menutup diri untuk tidak menerima lulusan dari PKK, serta motivasi peserta didik yang rendah.
“Kita tahu generasi saat ini, begitu gagal sedikit langsung balik kanan. Nah, kita tidak inginkan itu terjadi pada lulusan PKW khususnya. Makanya pada saat pelaksanaan program PKK dan PKW, kami mengundang narasumber yang bisa memunculkan motivasi mereka,” tuturnya.
Bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan formal atau belum siap bekerja kini bisa mengikuti program PKK dan PKW. Program yang telah melatih lebih dari 50.000 tenaga kerja muda kompeten dan 16.000 wirausaha baru setiap tahunnya ini terus menjadi sarana bagi anak bangsa sejak 2016. Selain itu, program ini juga telah membantu 9.000 peserta didik untuk mengikuti uji kompetensi.
Dalam webinar SMB juga hadir dua orang lulusan PKK dan PKW yang berbagi cerita baik, yaitu Laras Fanawaty, lulusan PKK dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Abdi Bangsa tahun 2023/Front Desk Agent, dan Maulana Yusuf Al Muzaki, Lulusan PKW dari LKP Andini Jombang tahun 2019/Make Up Artist/ Content Creator.
Laras menjelaskan tentang kualitas program PKK yang berhasil membentuk keterampilannya menjadi lebih matang. “Kualitas dari pelatihan PKK di industri sendiri itu sudah bagus karena untuk pengajar-pengajarnya pun sudah terakreditasi. Jadi bukan pengajar yang sembarangan sehingga kita pun sebagai siswa ketika menerima itu sudah mudah,” tutur Laras.
Sementara itu, Maulana berbagi pengalamannya dalam kursus tata rias pengantin. “Saya dibekali dan diajarkan mulai dari tata rias pengantin, pakem-pakem adat, dan sejenisnya, serta teknik memasarkan jasa ke masyarakat luas dengan menggunakan media sosial,” kata Maulana.
Dengan adanya PKW, para peserta didik merasa terbantu dan sangat diuntungkan dalam berbagai hal, salah satunya tentang cara memasarkan produk. Hal ini sangat ebrmanfaat bagi Maulana yang memanfaatkan media sosial dalam memasarkan jasanya.
“Dari program PKW ini saya mampu membuat teknik penjualan usaha saya di bidang jasa make–up, terlebih usaha di bidang wedding dengan menggunakan media sosial yang sedang tren saat ini, misalnya di Instagram, Tiktok, dan channel Youtube. Bagi rekan-rekan bisa dicek di beberapa channel media sosial saya. Dan hari ini, saya mampu membuat nama saya dikenal di masyarakat luas, khususnya di Jawa Timur,” ujarnya.
Melalui komitmen untuk terus meningkatkan kualitas SDM, Pendidikan Kecakapan Kerja dan Wirausaha menjadi fondasi penting dalam menyiapkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan zaman. Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Penulis: Natasya Rizqina, Afifah Indah Syafitri, Siti Nur Isnaini/Editor: Desliana Maulipaksi)